Jika ya, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan tersebut. Menggunakan ponsel sambil berkendara bisa membuat perhatian Anda terpecah dan tidak bisa fokus di jalan. Tentu saja dapat meningkatkan risiko Anda mengalami cedera akibat kecelakaan lalu lintas.
- Obesitas
Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Illinois, Amerika Serikat, dan dipublikasikan di jurnal American Psychological Association, seseorang yang makan sambil melihat ponsel, bekerja di depan laptop atau sambil menonton TV akan cenderung memilih makanan yang tidak sehat dan dapat berisiko mengalami obesitas.
Pada anak, menghabiskan waktu menonton TV atau bermain game di tablet, ponsel atau laptop dapat menyebabkan anak berpotensi mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas fisik.
- Sakit leher
Apakah Anda sering mengalami sakit atau kaku pada area leher? Jika ya, bisa jadi penyebabnya adalah kebiasaan Anda menunduk melihat ponsel. Menurut penelitian yang dipublikasikan di the National Library of Medicine, menunduk hingga 600 saat melihat ponsel dapat memberikan beban pada tulang area leher serta meningkatkan risiko cedera tulang.
- Menurunkan kesuburan
Bagi para pria yang sedang mendambakan keturunan, sebaiknya baca ini baik-baik. Sering memangku laptop pada paha sembari bekerja bisa menurunkan tingkat kesuburan Anda.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Fertility and Sterility, radiasi dan panas yang dikeluarkan sewaktu Anda memangku laptop di paha, dapat menyebabkan gangguan pada testis dan penurunan kualitas sperma.
- Menurunkan kualitas tidur
Apakah salah satu kebiasaan Anda adalah mengecek media sosial sebelum tidur untuk melihat siapa saja yang like postingan Anda? Jika ya, cobalah kurangi kebiasaan tersebut.
Sinar biru yang dikeluarkan oleh ponsel pintar Anda dapat menurunkan kualitas tidur dan membuat Anda mengalami kelelahan di siang harinya. Selain itu melihat ponsel (terlebih saat gelap) dapat membuat Anda mengalami mata lelah dan nyeri kepala.
- Depresi
Terus menerus melihat ponsel, mengecek media sosial, dan berbalas pesan singkat 24 jam dapat membuat Anda berisiko cemas dan depresi.
Hal tersebut dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Rowan University School of Osteopathic Medicine di Stratford, New Jersey, Amerika Serikat. Riset tersebut menyebutkan bahwa media sosial dan teknologi cenderung dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi.
Jadi, sekarang pilihan ada di tangan Anda. Meski teknologi dapat memudahkan segala aktivitas, pada kenyataannya juga berisiko mengancam kesehatan Anda. Oleh sebab itu, ada baiknya manfaatkan kemajuan teknologi secara bijak dan tidak berlebihan.
[NP/ RVS]
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.